Kenapa Kebutaan Bisa Terjadi Pada Bayi Prematur?

Apa yang disebut Retinopathy Of Prematurity?
Retinopathy of prematurity (ROP) adalah kelainan pada mata yang disebabkan adanya gangguan perlembangan retina (selaput syarat yang melapisi dinding dalam bola mata) pada bayi prematur. Bayi tidak dilahirkan dengan ROP, tetapi dengan retina yang belum matang (pembuluh darah di retina belum lengkap).

Tidak semua bayi prematur lahir dengan ROP, dan kebanyakan ROP tersebut membaik tanpa pengobatan pada stadium yang awal. Akan tetapi pada bayi dengan ROP yang berkembang ke stadium yang lanjut diperlukan penanganan secepatnya. Pada umumnya ROP terjadi pada kedua mata walaupun tidak selalu berkembang pada stadium yang sama, bisa terjadi salah satu lebih buruk. Sangat jarang ditemukan adanya ROP hanya pada satu mata. Faktor resiko untuk terjadinya ROP adalah:
1. Berat lahir bayi kurang dari 1500 gr
2. Umur lahir kurang dari 32 minggu

Terjadinya ROP (Retinopathy Of Prematurity)
Perkembangan pembuluh darah di retina dimulai pada saat kehamilan berumur 16 minggu dan terus berkembang sampai bayi dilahirkan cukup bulan. Apabila pembuluh darah pada retina terus berkembang seperti saat bayi di dalam rahim, maka tidak akan terjadi Retinopathy Of Prematurity.

ROP terjadi bila terbentuk pembuluh darah abnormal dan jaringan parut pada tepi pembuluh darah retina yang normal. Bila terdapat ROP biasanya akan muncul pada usia antara 35 minggu sampai 45 minggu masa kehamilan. Contohnya bila bayi dilahirkan pada umur 30 minggu, jika terdapat ROP maka pada saat bayi berumur 5 sampai 15 minggu setelah dilahirkan ROP akan ditemukan. Pada kebanyakan bayi dengan ROP, terjadi perkembangan pembuluh darah kearah normal yang artinya ROP tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Jika ROP tidak berkembang kearah perburukan (terjadi regresi) biasanya akan didapatkan sampai kira-kira 15 minggu.

Yang perlu diperhatikan bahwa ROP bisa berkembang memburuk dan mengakibatkan kebutaan, di Amerika Serikat ROP merupakan penyebab kebutaan pada bayi 500 bayi per tahunnya.

Penanganan ROP bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Laser
2. Cryoterapi
3. Operasi
4. Anti VEGF

Jangan biarkan bayi Anda terancam kebutaan karena ROP. Segera konsultasikan dengan Dokter Sub Spesialis Retina di Klinik Mata Nusantara.

Apakah lasik bisa menyebabkan kebutaan pada mata?

Dalam rangka berbagi informasi tentang teknologi terbaru dari LASIK, pada hari Sabtu, tanggal 19 Februari 2011, KMN mengadakan seminar iLASIK untuk masyarakat awam. Acara ini diadakan  di KMN Kemayoran, Jl. Kawasan Niaga Selatan Blok B-15 Kav. 9, Bandar Kemayoran Jakarta.

Acara yang di moderatori oleh Dr. Rudy C. Susilo ini juga menghadirkan bintang tamu Lucy Wiryono. Pada kesempatan ini Lucy Wiryono berbagi pengalaman saat melakukan prosedur LASIK di KMN. “Saat di LASIK, sama sekali gak terasa apa-apa. Tidak seperti apa yang selama ini saya takutkan. Very simple dan cepat”, ujarnya. “Selain itu, setelah di LASIK agak sedikit norak, karena tulisan yang jauh-jauh kayak billboard, iklan, orang jual voucher………, apa saja saya baca”, tambah Lucy Wiryono sambil tertawa.

Pada sesi tanya jawab, seorang peserta bertanya “Apakah lasik bisa menyebabkan kebutaan pada mata?” Atas pertanyaan tersebut, Dokter menjelaskan bahwa dalam sejarah lasik, belum pernah ditemukan kebutaan karena prosedur lasik. Dokter menambahkan, resiko lasik pada pasien adalah terjadinya under/over correction yaitu masih ada sisa minus/plus pada mata pasien. Dan di KMN, prosentase pasien yang mengalami under/over correction hanya sebesar kurang dari 2% saja. Namun bila resiko ini terjadi, pasien tidak perlu khawatir karena di KMN ada GARANSI SEUMUR HIDUP untuk retreatment atau lasik ulang, dengan syarat kondisi mata pasien masih memungkinkan dilakukan retreatment.

Pada akhir acara, peserta dan Dokter berada dalam satu meja roundtable melanjutkan diskusi sambil menyantap makan siang bersama. Akhir tulisan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para peserta seminar yang telah hadir dan mengikuti acara tersebut. Bagi Anda yang belum mengikuti seminar iLASIK, kita tunggu di acara seminar berikutnya.

By KMN
 
In order to view the content, you must install the Adobe Flash Player. Please click here to get started.